Senin, 19 Desember 2011

NASA Temukan Lubang Hitam Terkecil

Beberapa minggu lalu, para astronom menemukan lubang-lubang hitam yang sepuluh juta kali lebih padat daripada Matahari kita. Penemuan ini mencatatkan rekor terbaru untuk lubang-lubang hitam yang pernah ditemukan. NASA telah menemukan lubang hitam pemecah rekor yang lain. Namun, lubang hitam ini kurang mengesankan jika dibandingkang lubang-lubang hitam raksasa yang lain.

NASA Kembali Jelajahi Bulan, Perbanyak Misi SLS

Dongeng Luar Angkasa -- NASA Spaceflight telah menerbitkan usulan tentang pengembangan road map eksplorasi yang berfokus pada bulan. Komunitas antariksa AS agaknya semakin tertarik dengan tujuan semacam ini walaupun Presiden Barack Obama telah memindahkan fokus eksplorasi antariksa AS ke asteroid. Artikel dalam media tersebut juga berisi informasi dari November Human Space Exploration Community Workshop on the Global Exploration RoadMap. Muncul istilah Design Reference Missions, yang menyangkut Space Launch System.

Minggu, 18 Desember 2011

Astronom Irlandia: Pluto Memang Bukan Planet

Dongeng Luar Angkasa – Tentu Anda tahu tentang sebuah peristiwa astronomi besar pada tahun 2006. Pada tahun tersebut, International Astronomy Union mengadakan rapat di Praha, Republik Ceko, yang memutuskan untuk mencopot status Pluto sebagai sebuah planet. Pluto “turun kasta” hanya menjadi planet kerdil atau Dwarf Planet. Keputusan kontroversial tersebut menyebabkan berbagai diagram dan model yang menjelaskan tentang planet-planet di Tata Surya kita menjadi ketinggalan zaman.

Januari, Wahana Mars Rusia Jatuh ke Bumi

Dongeng Luar Angkasa -- Sebuah pesawat antariksa milik Rusia yang dijadwalkan untuk menuju ke salah satu bulan Mars namun terjebak di orbit Bumi akan jatuh pada bulan depan. Namun, dalam pengumuman yang diterbitkan oleh badan antariksa Rusia pada hari Jumat, bahan bakar dan material radioaktif wahana tersebut tidak akan menimbulkan bahaya kontaminasi. Sekitar 20 hingga 30 serpihan wahana tersebut, dengan berat total sekitar 200 kg (440 pon) akan selamat dari proses masuk ke atmosfer Bumi, lalu akan menghujani permukaan Bumi, ungkap sebuah peringatan dari Roscosmos.

Ditemukan: Mikroba Hidup di Habitat Gunung Mirip Mars

Dongeng Luar Angkasa – Sekelompok ilmuwan dari Oregon State University berhasil mengumpulkan koloni-koloni mikroba dari dalam es yang terjebak di dalam sebuah tabung lava di Cascade Mountains. Tabung lava tersebut terletak di dekat Kawah Newberry pada ketinggian sekitar 5000 kaki. Yang mengejutkan, mikroba-mikroba tersebut mampu bertahan hidup dalam temperatur sangat rendah yang mirip dengan kondisi di Mars.

Selasa, 13 Desember 2011

Asteroid Vesta Kini Berwarna-warni Seperti Pelangi

Asteroid Vesta kini berwarna-warni seperti pelangi. Namun, warna-warna yang cerah tersebut bukan merupakan warna asli batu antariksa tersebut, melainkan hasil utak-atik wahana antariksa milik NASA, Dawn. Dalam citra-citra yang diambil oleh Vesta terhadap kawasan selatan Vesta tersebut, terlihat warna-warni yang mirip warna pelangi dan juga lapisan-lapisan yang terpilah-pilah dengan jelas.

Senin, 28 November 2011

NASA Luncurkan Mars Rover Curiosity


Roket tak berawak Atlas 5, yang tingginya setara dengan gedung bertingkat 20, diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Sabtu waktu setempat, atau hari Minggu waktu Indonesia, pada jam 10:02 pagi EST (3:20 sore GMT). Roket tersebut mengangkut NASA Mars Rover Curiosity yang bernilai $2.5 milyar dan dirancang untuk mencari petunjuk tentang adanya unsur-unsur pendukung kehidupan di Planet Merah.

Senin, 06 Juni 2011

Antimateri Berkeliaran di CERN

Para ilmuwan di CERN telah menerbitkan hasil percobaan di mana mereka mengungkapkan tentang berhasil ditangkapnya partikel anti-hidrogen selama 1.000 detik sebelum penghancuran.

Hasil karya mereka, dipublikasikan dalam jurnal Nature Physics, akan menghasilkan dasar yang lebih baik untuk membandingkan perilaku materi biasa dengan antimateri.

Para ilmuwan mengatakan masa hidup partikel-partikel tersebut mencerminkan peningkatan atas empat urutan magnitudo yang diperoleh dari pelbagai penelitian sebelumnya.

Selasa, 31 Mei 2011

Sistem Klasifikasi Planet Ekstrasolar Sudarsky

Sistem klasifikasi planet ekstrasolar Sudardsky adalah sebuah sistem klasifikasi teoretis untuk memprediksi tampilan planet-planet gas raksasa ekstrasolar berdasarkan temperatur masing-masing planet.

Sistem ini pertama kali dipaparkan oleh David Sudarsky et al. di dalam sebuah makalah berjudul Albedlo and Reflection Spectra of Extrasolar Giant Planets dan dijabarkan dalam Theoretical Spectra and Atmospheres of Extrasolar Giant Planets yang diterbitkan jauh sebelum dilakukannya pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap atmosfer sebuah planet ekstrasurya.

Sistem ini adalah sebuah sistem klasifikasi yang sangat umum dan bertujuan untuk "merapikan" pengetahuan tentang atmosfer-atmosfer pelbagai planet gas raksasa ekstrasurya yang penuh variasi.

Selasa, 26 April 2011

Ditemukan: "Partikel Tuhan"


Dongeng luar angkasa kembali mencatat kemajuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Selama ini, dalam dunia fisika partikel, ada satu mata rantai yang hilang antara masa statis Big Bang dengan detik pertama setelahnya.

Sedetik setelah dentuman besar terjadi, partikel-partikel dalam jumlah tak berhingga menyebar dari pusat dentuman dan menimbulkan ruang dan waktu serta dimensi-dimensi lain yang kita kenal sekarang ini.

Namun, para ilmuwan hingga kini belum bisa menjelaskan apa yang terjadi sepersekian mikrodetik setelah dentuman besar itu terjadi.

Minggu, 24 April 2011

SpaceX akan Mengirim Astronot ke Mars 10 Tahun Lagi

Dongeng Luar Angkasa kembali mencatat sebuah ambisi. Elon Musk, direktur utama SpaceX, menyatakan bahwa perusahaan tersebut akan mampu menerbangkan astronot ke Mars sekitar 10 hingga 20 tahun lagi.

Di AS, SpaceX adalah salah satu dari dua perusahaan antariksa terkemuka yang telah memperoleh dana sebesar USD 75 dari NASA untuk membangun wahana luar angkasa yang akan menggantikan pesawat ulang-alik.

Pesawat ulang-alik NASA terakhir yang akan terbang ke orbit adalah Endeavour pada minggu depan dan Atlantis pada akhir Juni.

SpaceX berbasis di California dan tahun kemarin berhasil melakukan ujicoba peluncuran wahana antariksa tak berawak sekaligus membawa pulang wahana tersebut kembali ke Bumi.

Tentang Bagian Alam Semesta di Luar Atmosfer Bumi dan Blog Ini

Definisi adalah sebuah titik berangkat untuk memahami sesuatu. Sebuah definisi yang kuat akan membuat pembicaraan tentang hal-hal yang tercakup dalam definisi itu menjadi lebih mudah. Sebaliknya, sebuah definisi yang masih labil sering membuat pembicaraan menjadi tersendat. Termasuk topik tentang luar angkasa.

Dongeng Luar Angkasa mendasarkan diri pada definisi yang dapat Anda baca di Page tentang "Definisi". Di situ, saya menyusun definisi sendiri tentang terma atau istilah luar angkasa. Bagi saya, konsep yang tercakup dalam terma itu cukup kuat sehingga dapat menjadi batu pijakan saya untuk memahami, menghayati dan memperbincangkan topik tentang luar angkasa lebih jauh dengan lebih mudah.

Minggu, 10 April 2011

AS Menyerahkan Luar Angkasa kepada Rusia

Pada akhir tahun, dongeng luar angkasa tidak akan lagi mencatat AS sebagai penjelajah luar angkasa menggunakan pesawat ulang-alik. Endeavour, pesawat antariksa terakhir AS yang akan menerbangkan suplai ke ISS, akan segera pensiun tahun ini.

Sesuai dengan rencana Presiden Barack Obama tentang antariksa, penerbangan ke orbit akan dilaksanakan oleh swasta. Artinya, sejak akhir tahun ini, semua astronot dari Bumi yang akan menuju ISS akan diangkut dengan wahana Soyuz milik Rusia -- termasuk para astronot AS. Hal ini menimbulkan reaksi dari para pemangku kepentingan antariksa di AS.

Menurut laporan Space Daily, sebagian besar pemerhati antariksa tidak bisa menerima jika AS tidak lagi berpartisipas dalam penjelajahan luar angkasa. Misalnya, John Glen, orang Amerika pertama yang terbang ke orbit planet kita ini, mengeluarkan reaksi keras:

Dongeng Luar Angkasa: Kembali Membaca, Menulis dan Menghayati

Ternyata sudah lebih dari satu bulan ini saya tidak menulis untuk blog ini, padahal dulu semangat saya membara seperti matahari jam lima sore (uuups, ini metafor penyair Spanyol Lorca). Tetapi memang situasinya tidak memungkinkan bagi saya untuk membaca, menulis dan menghayati luar angkasa lagi dalam kurun waktu sebulan kemarin.

Alasannya tentu saja klasik: pekerjaan. Tetapi saya memang betul-betul sibuk. Apalagi dengan target-target baru di luar bidang ke-luar-antariksa-an. Walaupun begitu, saya mulai bisa mengatur waktu lagi untuk luar angkasa. Insya Allah, dalam waktu-waktu ke depan saya bisa posting di blog ini minimal satu minggu sekali. Tentu tidak lagi dengan target mencapai pagerank Alexa yang tinggi seperti pada bulan Februari kemarin, yang mencapai angka 900 ribuan.

Ah, antariksa yang jauh. Sejauh impian. Tetapi orang-orang lain pernah mencapainya. Tentu saya, dan pembaca blog ini, juga mampu mencapainya.***

Kamis, 10 Februari 2011

Lengkung Raksasa Orion

Citra baru yang dipublikasikan oleh observatori antariksa Planck milik ESA di atas memperlihatkan tentang kekuatan apa saja yang mempengaruhi pembentukan sebuah bintang. Dari citra tersebut, astronom juga dapat mempelajari tentang proses fisika kompleks yang mendasari pembentukan debu dan gas di galaksi kita.

Sementara teleksop-teleskop regular di Bumi hanya dapat menangkap ruang kosong di antariksa, mata gelombang mikro Planck mampu menangkap jutaan struktur debu dan gas yang berpendar-pendar. Kini, Planck memanfaatkan kemampuannya untuk mencermati kawasan Orion - sebuah kawasan tempat bintang-bintang sedang dilahirkan, sekitar 1500 tahun cahaya dari Bumi.

Citra yang diberikan oleh Planck mencakup sebagian besar dari rasi Orion. Nebula terletak di bagian tengah-bawah yang berwarna terang. Titik terang di sisi kanan adalah Nebula Horsehead atau kepala kuda, yang diberi nama unik tersebut karena adanya akumulasi debu berbentuk pilar yang mirip kepala kuda.

Senin, 07 Februari 2011

LAPAN Sepakati Cara Baru BPK dalam Akses Data

Dengan terungkapnya berbagai kasus korupsi oleh para pejabat negara, seperti yang terungkap dalam kasus Gayus, lembaga-lembaga negara yang lain perlu menunjukkan diri bahwa mereka tidak melakukan apa yang menjadi kecaman masyarakat luas tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memberikan akses yang luas dan mudah bagi lembaga pemeriksa anggaran keuangan di Indonesia, yaitu BPK. Tentu saja, transparansi dan kemudahan akses data tersebut tidak boleh berhenti sekadar sebagai pencitraan, melainkan dijadikan sebagai laku berdinas dan berilmu-pengetahuan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional melakukan penandatanganan kesepakatan dengan BPK tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi untuk Akses Data dalam rangka Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Penandatanganan ini dilakukan bersama dengan beberapa Kementerian dan Lembaga pemerintah lainnya, yatu;  Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BKKBN, Bakosurtanal, Bapeten, BPKP, BPPT, BATAN, LIPI,BNP2TK serta Lembaga Penyiaran Publik TVRI.

Lapan Manfaatkan Satelit Radar

LAPAN bukan hanya mengurusi soal-soal keantariksaan dan penerbangan saja, melainkan juga bersedia berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan lapangan profesionalnya. Press release berikut ini menunjukkan upaya LAPAN untuk berperan serta dalam pelestarian Bumi.

LAPAN selama ini berkontribusi dalam program penurunan emisi karbon akibat degradasi hutan dan deforestasi. Kontribusi ini dilakukan dengan menggunakan satelit penginderaan jauh berbasis optik. Untuk itu, Indonesia perlu mengeksplorasi kemungkinan menggunakan dan mengakuisisi satelit berbasis radar.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Lapan Kepala LAPAN, Dr. Adi Sadewo Salatun, M. Sc. saat membuka Policy Discussion on SAR Satellite Aplication for Supporting MRV, REDD+, and Climate Change Mitigation di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (2/2). Diskusi tersebut dihadiri para pembuat kebijakan Indonesia yakni dari LAPAN, Bappenas, UKP4, Dewan Nasional Perubahan Iklim, Kementerian Riset dan Teknologi, dan berbagai institusi terkait antara lain Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, BMKG, Bakosurtanal, dan BPPT.

Kepala LAPAN memaparkan, Presiden Indonesia berkomitmen pada dunia internasional untuk menurunkan emisi karbon hingga 26 persen pada 2020. Persentase ini dapat meningkat menjadi 41 persen jika Indonesia mendapat bantuan dari luar negeri.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut maka Indonesia melaksanakan program REDD ( Reduction of Emissions from Deforestation and Forest Degradation). Program ini harus didukung salah satu caranya dengan mewujudkan sistem MRV (Measurement, Reporting, Verivication) dengan berbasis teknologi khususnya penginderaan jauh. MRV merupakan pengukuran emisi karbon akibat degradasi dan deforestasi hutan guna menangani perubahan iklim

Saat ini, LAPAN menjalin kerja sama dengan United Kingdom Space Agency (UKSA) atau lembaga antariksa Inggris dalam pembangunan satelit radar. Pemanfaatan satelit ini untuk menangani perubahan iklim dan peningkatan ekonomi. Kerja sama tersebut akan bermanfaat bagi pembangunan kapasitas MRV. Dari sisi ekonomi, kerja sama ini akan bermanfaat di bidang observasi bumi. Hal ini akan membantu Indonesia antara lain untuk pemantauan ketahanan pangan, pemantauan laut dan perikanan, pemantauan penanaman padi, dan penanganan bencana.

Satelit radar memiliki banyak keunggulan. Menurut Staf Khusus Menristek, Dr. Ade Komara M., satelit radar tidak terpengaruh dengan cahaya matahari. Dengan demikian, satelit ini tetap dapat menghasilkan data saat malam dan saat permukaan bumi tertutup awan.

Menurut Chief Executive UKSA, Dr. David Williams, satelit radar dapat mendeteksi perubahan yang ada di hutan. Satelit tersebut dapat mendeteksi adanya penebangan hutan ilegal dan kebakaran hutan.

David menambahkan, mitigasi perubahan iklim diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi. Salah satu cara menangani perubahan iklim adalah dengan menjaga hutan.

Kerja sama LAPAN dan UKSA akan memberi efek bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini terkait dengan program LAPAN di bidang pengembangan satelit. LAPAN telah mengorbitkan satelit Lapan-Tubsat dan sedang mengembangkan tiga satelit eksperimental, yaitu Lapan-Orari dan Lapan A2 (disebut dengan Twin-Sat), serta Lapan-IPB. Sementara itu, bagi Inggris, kerja sama ini akan meningkatkan peran dan kontribusi negara tersebut di dunia internasional dalam penanganan perubahan iklim.

Sumber: LAPAN
Sumber ilustrasi: LAPAN

Selasa, 18 Januari 2011

Pabrik Bintang Misterius di Nebula Orion

Foto komposit tiga-warna ini memperlihatkan benda luar angkasa Herbig-Haro 34 yang masih berada dalam tahap evolusi protostar sekitar 1.500 tahun cahaya dari Bumi. Lokasinya tak jauh dari Nebula Orion yang terkenal itu - salah satu kawasan pembentukan bintang paling produktif di Bima Sakti (Milky Way).


Herbig-Haro 34 tampak sangat menarik sekaligus rumit. Dua semburan jet tampak menumbuk materi interstellar di dekatnya. Struktur ini dihasilkan oleh letusan "peluru" yang mirip semburan senapan mesin dengan gas-gas yang padat yang disemburkan dari bintang dengan kecepatan tinggi (sekitar 250 km/jam).


"Air terjun" di bagian kanan atas masih belum dapat dijelaskan.***


Sumber: Daily Galaxy via FORS Team, 8.2-meter VLT, ESO

Kelahiran Bintang di Bima Sakti

Gumpalan kabut gelap dan misterius (tengah kanan) tampak seperti mengalir dari sebuah pusat ledakan yang terang benderang.

Kabut misterius tersebut, yang diberi nama M17 SWex, sedang melahirkan bintang dengan kecepatan tinggi namun belum melampaui bintang-bintang terbesar di gugusan tersebut -- bintang-bintang dari kelas O. Agak ke kiri, di ekor kabut gelap tersebut, dapat terlihat bintang O raksasa yang menimbulkan kontras dramatis di bagian tengah foto.

Foto false-color luar angkasa ini dipotret oleh Spitzer Space Telescope dengan sinar inframerah.

Kabut gelap tersebut merupakan bagian dari nebula induk yang lebih besar dan dikenal dengan nama M17. Nebula ini merupakan sebuah kawasan luas di galaksi Bima Sakti yang memiliki sebuah pusat gugus bintang yang terang.

Menurut astronom dari Penn State, Matthew Povich, mahasiswa pascadoktoral dan pengarang utama kajian yang diterbitkan baru-baru ini dalam The Astrophysical Journal Letters, temuan terbaru ini dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana dan kapan bintang-bintang raksasa terbentuk.

Kabut gelap tersebut pernah ditemukan lebih dari 30 tahun lampau di rasi Sagitarius. Tetapi, baru sekarang kabut tersebut dapat diamati dengan lebih jelas berkat ketajaman mata teleskop Spitzer.

Pemindai inframerah Spitzer memperlihatkan, M17 SWex merupakan salah satu kawasan pembentukan bintang yang paling dekat dengan Bumi sekaligus pabrik pembuat bintang paling sibuk di galaksi kita - saat ini telah terbentuk 488 bintang baru dan masih akan ada sekitar 200 bintang lagi yang dilahirkan. Bintang-bintang ini akan masuk ke dalam kelas B, yang lebih besar dan lebih membara daripada Matahari.

Povich menyatakan, "Sebagian besar dari bintang-bintang yang kami amati relatif terang, jadi kami memprediksi jumlah bintang-bintang yang terbentuk di M17 SWex akan lebih dari 10 ribu karena bintang-bintang yang lebih redup belum bisa dideteksi dengan observasi sekarang ini."

Yang mengherankan, tidak ada bintang dari kelas O -- bintang yang warnanya paling biru, paling panas, dan paling besar di luar angkasa - yang muncul dari proses kelahiran tersebut. Walaupun relatif jarang terdapat di jagat raya, bintang-bintang O inilah yang membuat terang benderang berbagai kawasan di dalam nebula M17 yang sangat besar.***

Sumber: Daily Galaxy via NASA/JPL-Caltech/M. Povich (Penn State)

Kamis, 13 Januari 2011

Tragedi Arizona bagi Program Luar Angkasa AS

Lepas tengah hari, 8 Januari 2011. Representative Gabrielle Giffords yang tampil prima pada usia 40 tahun dan beberapa rekan politisinya sedang bersemangat dalam acara pertemuan dengan konstituen di supermarket lokal di Tucson, Arizona, itu.

Tiba-tiba seorang pemuda likuran tahun mendekat ke arah para pembicara, menghunus pistol dan mulai menembak membabi buta. Paling tidak, 12 orang terluka dan beberapa orang - pejabat penting - tewas di tempat.

Pembunuh itu berhasil diringkus. Tetapi Representative Giffords tertembak di bagian kepala. Ia cepat-cepat dilarikan ke University Medical Center of Tucson. Di rumah sakit itu ia dibedah tetapi hingga beberapa hari kemudian ia belum siuman.

Representative Giffords terpilih sebagai wakil rakyat AS pada 2006. Ia ditempatkan di House Science and Technology, House Armed Services dan House Foreign Affairs Committees, dan pernah menjadi kepala House of Space and Aeronautics Subcommitttee.

Ia juga menikah dengan astronot NASA, Mark Kelly. Mr. Mark adalah veteran tiga penerbangan antariksa yang dijadwalkan memimpin penerbangan terakhir Endeavour, yang diundur hingga 1 April 2011.

Ipar Representative Giffords, Scott Kelly, juga seorang astronot NASA. Ia kini tinggal di ISS sebagai komandan misi Ekspedisi 26.

Kasus penembakan di Arizona itu tidak jelas namun tentu akan berpengaruh pada program luar angkasa AS - yang menderita beberapa kemunduran setelah Presiden Obama mengalihkan fokus kegiatan NASA ke asteroid.

Juru bicara NASA Nicole Cloutier-Lemasters menyatakan, fokus utama NASA sekarang adalah pada Mark dan Scott serta para korban dan keluarga mereka.

Tanki bahan bakar eksternal Discovery yang rusak membuat peluncuran pesawat ulang-alik itu ditunda hingga 3 Februari 2011. Akibatnya, penerbangan STS-134 mission Endeavour harus diundur hingga 1 April. Ini dianggap bisa memberikan waktu bagi Scott dan Mark untuk berkumpul bersama keluarga mereka sebelum misi dimulai.

Robert Pearlman, editor collectSPACE.com, menyarankan agar, sementara Scott mendampingi istrinya, NASA dapat memeriksa kembali peralatan latihan. Selain itu, Scott harus memutuskan apakah ia akan tetap terbang atau tetap mendampingi istrinya.

Kepala NASA Charles Bolden telah mengeluarkan pernyataan berduka cita untuk keluarga Scott. Dari ISS, Scott menulis status di Facebook-nya, mengungkapkan terima kasih kepada khalayak yang telah mendoakan dan turut berduka cita untuk iparnya.

Tragedi Arizona membuat seluruh warga NASA dan pengamat luar angkasa menyingkirkan sejenak kritik dan kontroversi tentang penundaan peluncuran Endeavour. Saat ini adalah waktu untuk bersedih.

Selasa, 11 Januari 2011

Keppler-10b: Planet Ekstrasurya Terkecil

Planet-planet ekstrasurya yang berhasil ditemukan selama ini berukuran minimal tiga kali lebih besar dari Bumi dan lebih mirip bola gas raksasa sehingga kerap dijuluki sebagai "hot Jupiters". Namun, misi Keppler NASA baru-baru ini berhasil mengkonfirmasi penemuan sebuah planet ekstrasurya yang ukurannya lebih kecil daripada planet-planet ekstrasurya yang lain.

Keppler-10b mengorbit sebuah bintang induk yang bernama Keppler-10. Planet ini sekarang merupakan planet ekstrasurya terkecil yang berhasil ditemukan oleh astronom. Keppler-10b diperkirakan tersusun dari bebatuan dan berukuran sekitar 1,4 kali ukuran Bumi. Ia terletak sekitar 20 kali lebih dekat dengan bintang induknya jika dibandingkan dengan jarak antara Matahari dengan Merkurius. Jarak sedekat itu menyebabkan Keppler-10 menyelesaikan satu kali orbit hanya dalam waktu 0.84 hari (waktu Bumi).

Fotometer ultra-presisi Keppler mengukur menurunnya kecerahan cahaya sebuah bintang yang terjadi ketika sebuah planet melintas di depan bintang tersebut. Ukuran planet yang melintas itu kemudian dapat diderivasikan dari penurunan kecerahan periodik ini. Jarak antara planet dengan bintang tersebut dihitung dengan mengukur waktu antara satu penurunan kecerahan dengan penurunan kecerahan yang lain.

Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintang induk, Keppler-10b tidak terletak di habitable zone atau zona yang dapat dihuni. Pada jaraknya yang sekarang, planet ekstrasurya terkecil ini akan berwujud bebatuan membara sehingga kecil kemungkinan ada makhluk hidup yang dapat tinggal di sana. Habitable zone adalah kawasan di luar angkasa dalam suatu sistem tata surya yang mempunyai kemungkinan untuk memiliki kondisi-kondisi seperti Bumi sehingga dapat dihuni oleh makhluk hidup.

Keppler-10 terletak sekitar 560 tahun cahaya dan ukurannya kira-kira sama dengan Matahari kita. Usianya diperkirakan sekitar 8 milyar tahun. Dengan penemuan Keppler-10b, Keppler-10 menjadi bintang pertama yang diketahui dapat menjadi induk bagi planet ekstrasurya berukuran kecil. Oleh karena itu bintang ini berada di urutan teratas pada daftar observasi teleskop W.M. Keck Observatory 10-meter di Hawaii. Teleskop raksasa ini memiliki kemampuan untuk mengukur perubahan sangat kecil dalam spektrum cahaya sebuah bintang dengan memanfaatkan pergeseran Doppler, yang diduga disebabkan oleh tarikan gravitasi dari sebuah planet yang mengorbit bintang tersebut.

Data yang mendukung penemuan Keppler-10b dikumpulkan sejak Mei 2009 hingga awal Januari 2010.

Penemuan tersebut dilaporkan oleh Natalie, Batalha, deputi sains Kepler di  Ames Research Center in Moffett Field, Calif., dalam sebuah konferensi pers pada 217th American Astronomy Society meeting.***


Profil singkat Keppler-10b:
Bintang induk: Keppler-10
Jarak dengan bintang induk: 20 kali jarak Merkurius-Matahari.
Orbit: 0,84 hari waktu Bumi
Ukuran: 1,4 kali ukuran Bumi
Penemu: NASA's Keppler Mission
Metode: Fotometri dengan pergeseran Doppler

Sumber: Space.com, Daily Galaxy
Sumber ilustrasi: Space.com

Senin, 10 Januari 2011

Lift ke Langit

Tak lama lagi, akan ada petugas yang menanyakan tujuan Anda – ke LEO (Low Earth Orbit/Orbit Rendah Bumi) atau GSO (Geostationary Orbit/Orbit Geostasioner).

Saat ini, di pelbagai negara maju sedang digiatkan riset untuk merancang sebuah lift atau elevator yang dapat menghubungkan luar angkasa dengan Bumi. India tak mau ketinggalan dalam riset luar angkasa semacam ini. A. Senthil Kumar, deputi kepala di Vikram Sarabhai Space Center (VSSC) menyatakan dalam sebuah wawancara dengan IANS, “Inilah saatnya lembaga-lembaga riset India mengembangkan fiber komposit nanotube karbon, nano epoxy dan berkas sinar laser.”

VSSC adalah bagian dari ISRO (Indian Space Research Organization).

Kumar menjelaskan, elevator luar angkasa itu akan terdiri dari sebuah kabel dengan jangkar di permukaan tanah yang dihubungkan dengan sebuah balas (counter weight) yang terletak di GSO, sekitar 35.786 km di atas (atau di bawah?) Bumi. Pendaki akan naik dengan cara menumpang di dalam sebuah nanotube karbon yang bergerak antara langit dan Bumi.

Lift luar angkasa tersebut akan dapat digunakan sebagai sarana transportasi bagi manusia, satelit dan barang-barang lain-lain dari Bumi ke luar angkasa. Jika infrastruktur tersebut telah berada di posisinya, biaya untuk membawa barang dari Bumi ke GSO akan dapat diperkecil hingga kurang dari $250 per kg – saat ini ongkosnya adalah $40,000 per kg. Sekitar 94% dari berat total roket konvensional terdiri dari bahan bakar dan infratsruktur lain.

Lift tersebut dirancang untuk bisa berjalan dengan kecepatan 200km/jam dan mencapai GSO dalam waktu 8 hari. Sebuah bangunan tinggi di Bumi dapat menjadi jangkar. Dari sini, seutas tali yang terbuat dari fiber komposit nanotube karbon akan merentang sejauh 50.000 km ke luar angkasa. Sebuah alat pendaki atau lift yang berbahan bakar energi berkas sinar laser dapat berjalan menyusuri tali tersebut. Wadah yang bisa digunakan untuk memuat barang-barang dapat ditumpangkan pada lift semacam ini untuk mencapai orbit.

Secara teoretis, nanotube karbon memiliki daya tahan sebesar 300 gigapascal sementara daya tahan yang dibutuhkan untuk penerbangan luar angkasa hanya 130 gigapascal. Fiber nano karbon yang ada saat ini memiliki daya tahan lima gigapascal.

Kabel untuk luar angkasa tersebut direncanakan tebal di bagian atas dan semakin tipis hingga mencapai Bumi. Pertama-tama, sebuah satelit akan membawa kabel tersebut ke luar angkasa. Dari atas sana, kabel itu akan terbuka gulungannya hingga terulur ke arah Bumi, kemudian ujungnya diikatkan pada stasiun di Bumi. Hambatannya adalah radiasi, petir, angin, meteor, space debris (serpihan benda-benda luar angkasa). Tetapi Kumar yakin hambatan-hambatan tersebut dapat ditangani.***


Sumber: space-travel.com
Sumber ilustrasi: space-travel.com

Rabu, 05 Januari 2011

Gerhana Matahari Tiga Lapis



Foto gerhana Matahari sebagian ini terdiri dari tiga lapis: Matahari pada jarak 150 juta km, Bulan pada jarak 400.000 km dan ISS pada jarak 500 km.

Foto yang sangat mengejutkan ini diambil oleh Thierry Legault. Bintik hitam di bagian atas kanan gambar Matahari yang kuning adalah ISS (International Space Station).

Menurut Legault, foto ini diambil di kawasan Muscat, Kesultanan Oman, pada 4 Januari 2011, 0:09 UT, selama terjadinya gerhana Matahari sebagian.

Perlatan yang digunakan adalah Takahashi FSQ-106EDParallax Instruments 114mm OD Standard Hinged Tube Rings for Meade 102 ED/APO & Takahashi FSD-102, FSQ-106 refractor on EM-10 Mount, Canon 5D mark II. 1/5000s exposure at 100 iso.

Untuk memperoleh foto langka ini, Legault melakukan kalkulasi prediksi dengan bantuan calsky.com. Transit ISS/Bulan di depan Matahari terjadi selama 0,86 detik. Jarak ISS dengan fotografer adalah 510 km. Kecepatan orbitnya 7,8 km/detik (28.000 km/jam atau 17000 mph).***

Sumber foto utama: legault.perso.sfr.fr
Sumber foto perbesaran: blogs.discovermagazine.com

Minggu, 02 Januari 2011

Kegagalan Antariksa 2010

Walaupun mencatat beberapa keberhasilan, seperti pencegatan komet Harley 2, penemuan ratusan planet ekstrasolar baru, peluncuran SpaceX, konfirmasi atas diameter Eris, namun 2010 yang baru lewat juga mencatat beberapa kegagalan dalam penjelajahan luar angkasa di seluruh dunia.

Beberapa kegagalan dalam daftar berikut ini dikutip dari Tehran Times, setelah isi daftar tersebut dikonfirmasi dengan pelbagai sumber sehingga bias politik dipastikan berada pada tingkat paling minimal.


  1. Pada 5 Desember, roket Proton Rusia yang mengangkut tiga sateglit navigasi Glonass-M gagal berangkat ke orbit dan terjatuh ke Samudera Pasifik di sekitar Hawaii.
  2. Akatsuki gagal memasuki orbit Venus dan hingga kini tidak diketahui nasibnya.
  3. Sebuah balon udara NASA terjatuh di gurun Australia dan menimpa sebuah mobil sipil. Muatanya, sebuah teleskop berharga sekitar $2 trilyun, hancur lebur.
  4. India gagal meluncurkan roket Geosychronous Satellite Launch Vehicle dua kali, pada bulan April dan pada hari Natal.
  5. Pada akhir Oktober, Eutelsat W3B, satelit komunikasi Eropa, berhasil diluncurkan hingga mencapai orbit. Namun, tanki bahan bakar satelit tersebut mengalami kebocoran yang cukup besar dan akhirnya satelit itu dinyatakan gagal.
  6. Pada bulan April, Pentagon kehilangan kontak dengan sebuah wahana pengujian peluncur hipersonik tak lama setelah diluncurkan. 
  7. Pada awal Desember, sebuah prototip satelit bertenaga surya, NanoSail-D, gagal dilontarkan dari satelit induknya.
  8. Pada 31 Juli, sebuah pompa pendingin amoniak di ISS rusak sehingga separuh dari system pendingin di stasiun tersebut tidak berfungsi. Para astronot terpaksa membatalkan sejumlah eksperimen dan mematikan beberapa sistem sehingga sebagian sistem bekerja tanpa cadangan agar stasiun tersebut tidak mengalami panas berlebihan.


Sumber: Tehran Times
Sumber ilustrasi: spaceflightnow.com

Sabtu, 01 Januari 2011

Himalaya, dari Luar Angkasa


Himalaya berarti "kediaman salju". Pegunungan ini adalah pegunungan tertinggi di dunia. Himalaya memisahkan subkontinen India dari Plato (Dataran Tinggi) Tibet, yang mencakup Karakoran, Hindukush, dan kawasan-kaswasan lain yang lebih rendah dan membentang mulai dari Pamir Knot. Puncak tertinggi di dunia ada di sini, yaitu Mount Everest dan K2. Ada sekitar 100 gunung di sini dengan ketinggian lebih dari 7200 meter atau 23.622 kaki.

Sumber: NASA via Dailygalaxy.