Definisi

Dalam bahasa Indonesia, kita menyebut ruang sangat luas yang berada lebih jauh lagi daripada lapisan paling atas atmosfer planet Bumi kita sebagai “luar angkasa”, “angkasa luar”, atau bahkan “ruang angkasa”.

Dari segi kebahasaan, kita dapat melihat kedua istilah yang pertama (kata benda majemuk) itu mengandung dua kata dasar, yaitu “luar” dan “angkasa”.

Kalau dinalar, maka dari istilah itu kita bisa mengandaikan ada sebuah tempat yang bernama “angkasa” dan tempat lain yang bernama “luar angkasa” atau “angkasa luar” (“luar” adalah kata keterangan tempat). Kata “luar” mudah dipahami secara apriori, namun kata “angkasa” membuat kita harus menengok kepada kamus agar memperoleh keterangan yang akurat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan “angkasa” sebagai:
[n] (1) lapisan udara yang melingkupi bumi: -- bumi ini kurang lebih 300 km tebalnya;
(2) awang-awang; langit: bintang-bintang berkilauan di – biru

Definisi leksikal seperti itu bisa menjadi langkah pertama untuk memahami “luar angkasa” atau “angkasa luar” itu. Jika mengacu kepada definisi dari KBBI itu, maka istilah yang tepat untuk merujuk ruang sangat luas yang ada di atas lapisan paling atmosfer planet Bumi kita adalah “luar angkasa”, bukan “angkasa luar”.

Jika kita menggunakan istilah “angkasa luar”, berarti kita memiliki pra-anggapan bahwa semua lapisan udara yang ada di atas planet Bumi adalah “angkasa”. Ada angkasa bagian dalam (kita biasa menyebutnya “angkasa” saja) dan ada angkasa bagian luar (yang disebut sebagai “angkasa luar [planet Bumi]”).

Padahal, dari pembahasan lebih lanjut kita akan tahu bahwa ada ruang maha luas di atas lapisan teratas atmosfer planet Bumi yang bukan merupakan bagian dari angkasa planet Bumi. Tentu jadi tidak masuk akal kalau kita menyebut ruang yang bukan merupakan bagian dari planet Bumi itu sebagai “angkasa luar (planet Bumi)”.

Maka, istilah yang lebih tepat adalah “luar angkasa”. Maksudnya, “(di daerah) luar angkasa (planet Bumi)”. Dengan demikian, “luar angkasa” lebih sesuai dengan fakta-fakta ilmiah yang membuktikan bahwa yang kita sebuat sebagai “luar angkasa” itu memang bukan bagian dari angkasa planet Bumi.

KBBI mencantumkan entri “angkasa luar” dan memberikan arti sebagai berikut:
angkasa luar - ruang di luar lapisan udara

KBBI mencantumkan entri lain yang mendekati “angkasa luar”:
ruang angkasa - angkasa luar; bentangan langit

Arti “angkasa luar” sebagai “ruang di luar lapisan udara” (planet Bumi?) tentu tidak sesuai dengan fakta ilmiah. Jadi arti ini sebaiknya tidak digunakan.

Tentang “ruang angkasa”, agaknya penyusun KBBI harus berkonsultasi lagi dengan para pakar perbintangan dan luar angkasa. Mungkin arti “angkasa luar” pada entri “ruang angkasa” itu lebih baik dihapus saja karena arti yang lebih masuk akal dan sesuai dengan fakta ilmiah untuk “ruang angkasa” adalah sama dengan arti untuk “angkasa”.

Tetapi “bentangan langit” itu memunculkan keruwetan. Mungkin lebih masuk akal jika langit dipahami sebagai konsep yang mencakup baik “angkasa” maupun “luar angkasa”. Jika demikian, maka yang dimaksud dengan “bentangan langit” tentu tidak sama dengan “ruang angkasa”. Bukankah dalam percakapan sehari-hari kita selalu mengatakan “bintang di LANGIT”? Tentu bintang yang dimaksud itu tidak berada di stratosfer atau ionosfer, bukan?

Blog ini menggunakan istilah “luar angkasa” dengan pertimbangan di atas, berganti-ganti dengan istilah "antariksa" - "antariksa" lebih stabil artinya. KBBI memberikan arti kepada "antariksa" sebagai berikut:

bagian alam semesta yg berada di luar atmosfer bumi


Referensi
Angkasa”, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, tersedia di http://kamusbahasaindonesia.org/angkasa
"Antaraiksa", Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, tersedia di http://kamusbahasaindonesia.org/antariksa
Kata yang Mirip dengan Angkasa”, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, tersedia di http://kamusbahasaindonesia.org/angkasa/mirip