Selasa, 07 Desember 2010

Program Luar Angkasa Cina yang Ambisius

Program luar angkasa Cina melaju kian pesat. Pemerintah negeri tirai bambu telah mengumumkan target terbarunya dalam penjelajahan luar angkasa tak lama setelah keberhasilan dua misi tak berawak tahun ini. Target tersebut adalah pembangunan stasiun antariksa pada 2020 dan pengiriman wahana antariksa ke Mars pada 2013.

Perkembangan yang demikian pesat ini merupakan sebuah peringatan bagi superioritas AS dalam penjelajahan luar angkasa. Pada 2011, AS akan mengistirahatkan armada pesawat antariksanya dan selanjutnya memprioritaskan penerbangan antariksa komersial seraya menyusun rencana bagi pelbagai misi penjelajahan ke kawasan-kawasan yang lebih jauh di antariksa.

 Joan Johnson-Freese, Ketua Department of National Security Studies di Naval War College, Newport, R.I., dan seorang pakar program luar angkasa Cina, menyatakan, “Tentu saja Cina menganggap masa ketika program luar angkasa AS mengalami gejolak, yang oleh beberapa kalangan disebut pengelompokan ulang (regrouping), sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan prestise.”

Lebih lanjut, Ms. Joan menyatakan, “Di kalangan orang Amerika, ada persepsi bahwa Cina telah melangkah lebih maju sementara AS mengalami kemunduran.”

Pembangunan Stasiun Antariksa
Stasiun antariksa Cina dirancang sebagai poros bagi program luar angkasa negeri tersebut, yang tonggaknya dimulai dengan penerbangan tiga orang astronot menggunakan pesawat antariksa Shenzhou pada 2003.

Kantor berita Xinuha melaporkan, Cina berharap dapat meluncurkan modul stasiun antariksanya, Tiangong 1 (bahasa Cina untuk Istana Langit), pada 2011. Selanjutnya, pelbagai modul lain akan ditambahkan dan akhirnya para astronot akan dikirimkan dan tinggal di sana untuk melakukan riset.

Stasiun antariksa itu akan dibangun dengan menggunakan kapsul-kapsul Shenzhou dan roket-roket pengangkut Long March. Wahana ini menjadikan China sebagai negara ketiga, setelah Rusia dan AS, yang berhasil menerbangkan manusia ke luar angkasa secara independen.

Cina baru-baru ini merayakan keberhasilan wahana pengorbit Bulan yang kedua, Chang’e 2, yang diluncurkan pada awal Oktober 2010. Chang‘e 2 telah mengirimkan beberapa foto yang memperlihatkan detail-detail sebuah kawasan di belahan utara Bulan yang dikenal sebagai Sinus Iridium (Teluk Pelangi).

Chang’e 2 melaksanakan misi memeriksa pelbagai tempat di Bulan yang dapat dijadikan sebagai tempat pendaratan wahana tak berawak yang kemungkinan akan dikirimkan pada 2013. Wahana Bulan pertama milik Cina, Chang’e 1, diluncurkan pada Oktober 2007 dan melaksanakan misi observasi selama 16 bulan sebelum menumbuk Bulan sesuai rencana pada Maret 2009.

Tujuan Besar
Walaupun pemerintah Cina belum mengumumkan pernyataan resmi untuk mengirim astronot ke Bulan, banyak pakar yang percaya bahwa pemerintah Cina memang memiliki rencana tersebut. Selain itu, para pakar juga percaya, proyek stasiun antariksa, wahana peneliti Bulan dan robot pendarat adalah awalan untuk tujuan tersebut.

Ms. Joan menyatakan, “Pemerintah Cina sangat konservatif dalam menyusun rencana dan menetapkan tujuannya. Mereka belum mengumumkan secara resmi tentang program pendaratan manusia di Bulan. Mereka ingin semua sarana persiapan untuk pendaratan itu siap lebih dulu sebelum mereka mengeluarkan pengumuman.”

Selain program-program yang terkait dengan Bulan, Xinhua melaporkan bahwa Cina juga telah menyusun sebuah rencana teknis bagi sebuah wahana yang akan mengorbit Mars. Misi tersebut akan dibangun dengan teknologi yang telah dikembangkan dari kedua wahana Bulan yang pertama. Perkiraan tanggal peluncuran paling cepat bagi pengorbit Mars ini adalah 2013.

Cina secara total telah meluncurkan 14 roket sepanjang 2010, yang mematahkan rekor jumlah seluruh misi antariksanya hanya dalam waktu satu tahun saja. Dua dari keberhasilan penerbangan antariksa ini adalah satelit-saelit navigasi Beidou dan pesawat antariksa militer Yaogan.

Kemitraan Global
Pencapaian luar angkasa Cina memperoleh perhatian komunitas global. Ms. Joan menyatakan, “Bagi seluruh dunia, Cina tampak sedang bekerja dengan giat dan agresif. Kanada, Eropa, dan Rusia semua mengetuk pintu Cina untuk meminta kerjasama. Saya percaya, AS akan menjadi inferior dalam soal globalisasi antariksa ini.”

Beberapa pembuat kebijakan di AS telah mengungkapkan keinginan untuk bekerjasama dengan Cina dalam bidang luar angkasa. Namun, keinginan tersebut mendapatkan banyak tentangan. Misalnya, kunjungan kerja Charlie Bolden, pemimpin NASA, ke Cina bulan lalu memicu kontroversi.

Senator Republik Frank Wolf menulis surat kepada Bolden sebelum kunjungan tersebut dilakukan, berbunyi: “Tidak harus dijelaskan lagi bahwa NASA tidak berkepentingan untuk bekerjasama dengan rezim Cina dalam penerbangan antariksa berawak. Cina semakin besar di mata global, dan kepentingannya jarang bertentangan dengan kita.”

Dalam surat balasannya, Bolden mengatakan, kunjungan tersebut dimaksudkan sebagai “pendahuluan” dan tidak mencakup diskusi tentang pelbagai peluang spesifik untuk bekerjasama dalam penerbangan antariksa berawak.

Cina sendiri telah menyatakan kesediaannya untuk melakukan kerjasama dengan bangsa-bangsa lain, walaupun prestasi-prestasinya selama ini lebih banyak dilakukan secara solo.***

Sumber: space.com
Sumber ilustrasi: spaceflightnow.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar