Sabtu, 06 November 2010

Malcolm Hartley: Sang Penemu Komet

Petang itu, 16 Maret 1986, Hartley melaksanakan prosedur kendali mutu untuk teleskop Schmidt berukuran 1,2 meter milik Siding Spring Observatory di New South Wales, Australia. Ia memeriksa pelat kaca foto berukuran 36 x 36 cm (14 x 14 inci) setelah pelat itu terpapar langit malam selama 60 menit pada malam sebelumnya. Ia menemukan sesuatu yang seharusnya tidak ada pada pelat tersebut.

Pada pelat itu, bintang dan benda-benda langit yang lain tampak sebagai gambar-gambar berwarna hitam dengan latar belakang yang jernih. Hartley menemukan citraan kabur seperti kabut berwarna gelap di sekitar citraan sebuah jalur. Jalur itu menunjukkan adanya suatu benda yang bergerak cepat di luar angkasa. Asteroid tidak menimbulkan citraan seperti kabut itu. Hartley menduga, jalur itu adalah sebuah komet.

Sang astronom memeriksa ulang penemuannya pada malam-malam berikutnya, kemudian menyerahkan temuannya kepada Minor Planet Center di Cambridge, Massachussets, AS. Beberapa hari kemudian, badan tersebut mengeluarkan edaran singkat untuk dunia astronomi mengenai penemuan komet yang kemudian diberi nama sesuai nama penemunya, Hartley 2.

Menjadi Terkenal
Hartley bahagia. Sebagai ilmuwan, ia telah berhasil menemukan sesuatu. Prestasinya bahkan dipublikasikan oleh surat kabar lokal, Coonabarabran Times. Padahal, selama 40 tahun bekerja di Siding Spring Observatory, ia jarang mendapat banyak perhatian dari masyarakat Coonabarabran. Coonabarabran adalah kawasan pertanian, sehingga penemuan komet tidak terlalu menarik perhatian masyarakat setempat.

Menurut Hartley, beberapa koleganya di Siding Springs yang juga telah menemukan komet. Salah satunya adalah Robert McNaught, yang menemukan lebih dari 50 komet. Tetapi koran setempat jarang, atau bahkan tidak pernah, memberitakan prestasi para koleganya tersebut. Apalagi di Coonobarabran sendiri banyak astronom amatir. Coonobarabran sendiri dalam bahasa Aborigin berarti “orang yang sangat ingin tahu”.

Dengan teleskop Schmidt, Hartley masih menemukan atau menemukan ulang 10 komet lagi. Ia semakin bersemangat. Namun, pada 2002, Anglo-Australian Observatory mengalihkan fungsi teleskop tersebut untuk melakukan spektroskopi multi-objek. Akibatnya, astrofotologi harus dihentikan. Tidak mungkin lagi menemukan komet baru dengan teleskop tersebut. Hartley melanjutkan pekerjaannya dengan teleskop yang sama untuk menyelidiki galaksi.

Pada awal 2009, seorang reporter memberitahukan sesuatu kepada Hartley melalui email. Misi EPOXI mengubah targetnya dan akan memburu Hartley 2. Hartley terkejut: ia bahkan tidak tahu bahwa komet temuannya adalah salah satu dari dua buah komet yang menjadi target misi tersebut.

NASA memang telah mengincar Hartley 2 sejak lama. Masalahnya, diperlukan perjalanan antariksa selama 2 tahun untuk mendekati si pengembara Tata Surya. Maka target pun dialihkan kepada komet Boethin yang ukurannya hampir sama dengan Hartley 2. Tetapi komet pengganti itu tidak pernah muncul – NASA menduga komet ini sudah musnah dalam pengembaraannya.

Tak berapa lama kemudian NASA menghubunginya. Hartley belum pernah terlibat dalam misi antariksa apapun. Ia juga tidak pernah mengunjungi fasilitas JPL maupun NASA. Bagi Hartley, ia akan menghadapi hal baru karena NASA mengundangnya untuk menyaksikan perjumpaan wahana antariksa NASA dengan komet temuannya – secara langsung di ruang kendali misi JPL.

Dari 3800 komet yang diketahui astronom, hanya 4 komet yang pernah dipotret dari jarak dekat. Dari keempat komet itu, hanya astronom Swiss, Paul Wild, yang sempat menyaksikan komet temuannya secara lebih dekat. Pada 1999, ia menyaksikan peluncuran pesawat ulang-alik Stardust dari Cape Canaveral, Florida, dan baru sempat menyaksikan citra-citra kometnya dari jarak dekat pada 2003 – di rumahnya sendiri (Wild meninggal pada 2008).

Hartley tidak pernah membayangkan akan bisa menyaksikan komet temuannya secara lebih dekat dari ruangan kendali misi JPL. Ketika JPL didirikan, Hartley masih kecil. Kini ia berada di ruangan kendali misi itu dan menyaksikan kometnya secara langsung. Tentu perjumpaan ini menjadi peristiwa yang personal bagi astronom cum astrofotografer berusia 63 tahun ini.***


Sumber: Space.com/Spacedaily.com/NASA/Spacefellowship.com
Sumber ilustrasi: Spacedaily.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar