Rabu, 10 November 2010

Front Perang Baru: Luar Angkasa

Peperangan di luar angkasa yang selama ini hanya terjadi dalam fiksi sains semakin mendekati kenyataan. Awal November 2010, Amerika Serikat dan Australia, dua buah negara besar yang memiliki perlengkapan militer canggih, sepakat untuk bekerja sama dalam bidang intelijen dan pengintaian luar angkasa (space surveillance) di belahan Bumi selatan.

Kesepakatan ini secara resmi diumumkan setelah dilaksanakannya perundingan pertahanan tahunan antara kedua negara. Menurut pernyataan bersama kedua negara, AS dan Australia memiliki perhatian yang sama terhadap luar angkasa yang kini telah menjadi ajang perlombaan baru, semakin padat, dan bersifat inter-dependen.


Kesepakatan ini terkait dengan perkembangan program luar angkasa terbaru China dan program nuklir Korea Utara. Pentagon sebelumnya telah menuduh China melakukan “militerisasi” luar angkasa dan menanam investasi raksasa dalam bidang pertahanan luar angkasa. Pada 2007, China meluncurkan sebuah misil balistik untuk menghancurkan salah satu satelit cuacanya yang telah rusak. Insiden ini menimbulkan space debris (serpihan benda-benda kecil di luar angkasa) pada orbit.

Kerja sama AS-Australia terbaru memungkinkan jejaring militer AS untuk melacak lalu lintas satelit sehingga dapat menghindarkan terjadinya tabrakan antarsatelit. AS berniat mencegah terjadinya kerusakan pada berbagai satelit pertahanannya. Pemerintah AS sendiri semakin banyak mengandalkan satelit untuk navigasi, penentuan target, komunikasi yang aman dan pengumpulan informasi intelijen.

Pernyataan bersama kedua negara juga menyebutkan, semakin banyaknya negara dan perusahaan yang menempatkan satelit di luar angkasa yang menambah kepadatan di luar angksa, terutama di orbit-orbit tertentu.

Sekretaris Pertahanan Australia, Robert Gates, menegaskan bahwa Asutralia dan AS “bergandengan tangan” untuk memperluas kerja sama militer dalam bidang-bidang baru seperti luar angkasa dan keamanan cyber. Menurut Gates, “Pernyataan mengenai Kerjasama Kesadaran Situasional Luar Angkasa” akan meningkatkan kerja sama militer kedua negara dalam bidang intelijen, pengintaian dan pengamatan.

Walaupun belum ada keputusan untuk menambah sensor radar baru di Bumi oleh AS, namun posisi geografis Australia dapat mengisi kekosongan dalam jalur pelacakan benda-benda luar angkasa di belahan Bumi selatan. Para pejabat AS menegaskan, AS tidak akan membangun pangkalan baru. Kedua negara menyepakati bahwa radar apapun yang digunakan dalam pengawasan antariksa akan dioperasikan sebagai fasilitas bersama.

Selain itu, fasilitas bersama tersebut juga dapat berlokasi di tempat yang sama dengan fasilitas pertahanan seperti Naval Communications Station Harold E. Holt di Exmouth, Australia Barat. Sebagian bagian dari kesepakatan tersebut, Australia akan memperoleh akses kepada data yang dimiliki oleh AS, pelatihan dan saran dalam pengintaian luar angkasa.***


Sumber: Spacewar.com/Dawn.com
Sumber ilustrasi: Spacewar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar