Minggu, 05 Desember 2010

Akatsuki Segera Mengorbit Venus

Venus akan segera menyambut pengunjung baru. Pada 7 Desember 2010, Venus Climate Orbiter Akatsuki, wahana antariksa tak berawak milik Jepang, akan memasuki orbitnya.

Tujuan utama wahana ini adalah mencari penjelasan tentang atmosfer Venus yang misterius.


Venus, planet kedua dalam Keluarga Matahari, adalah planet yang letaknya paling dekat dengan Bumi. Orbitnya yang unik menyebabkan planet ini tampak sebagai “bintang” yang berbeda dari Bumi, yaitu sebagai “bintang kejora” dan “bintang pagi”.

Walaupun sering dianggap sebagai planet saudari Bumi karena ukuran dan massanya mirip, Venus sangat berbeda dari Bumi. Planet gersang ini diselimuti oleh karbon dioksida, dengan temperatur yang tinggi dan awan tebal yang mengandung asam sulfat.

Penjelasan tentang lingkungan Venus yang ekstrem ini akan memberikan pemahaman tentang proses kelahiran Bumi dan perubahan iklimnya.

Akatsuki dilontarkan ke luar angkasa pada jam 06:58, 21 Mei 2010 (JST) dari Tanegashima Space Center (Minamitane-machi, Kagoshima prefecture) oleh roket H-IIA F17. Wahana ini cukup ringan, “hanya” 500 kg (sudah termasuk bahan bakar).

Menurut rencana, Akatsuki pada 7 Desember 2010 akan mengorbit Venus pada ketinggian antara 300 km-80.000 km dengan kemiringan 172 derajat selama 30 hari. Ketinggian yang berbeda-beda itu memungkinkan wahana ini untuk mengamati permukaan Venus dari pelbagai posisi secara komprehensif.

Beberapa peralatan ilmiah yang dibawanya adalah kamera IR (Infra Red-Infra Merah) 1-mikrometer, kamera IR 2 mikrometer, kamera IR gelombang panjang, UVI (Ultraviolet Imager), kamera LAC (Lightning and Airglow), dan USO/Radio Science (Ultra-stable oscillator).

Dengan kamera-kamera tersebut, Akatsuki akan mengambil foto-foto close-up Venus dan mengamati angin badai yang berembus di permukaan venus dengan kecepatan 100 m/detik – 60 kali kecepatan rotasi venus. Fenomena ini misterius karena tidak dapat diterangkan secara meteorologis.

Akatsuki akan menggunakan cahaya infra merah untuk mengamati dan menyingkap pelbagai misteri di sekitar atmosfer yang terletak di bawah gumpalan awan dan juga kondisi di permukaan. Selain itu, Akatsuki akan memeriksa apakah memang ada gunung api yang aktif dan petir di Venus.

Tak lama setelah dilontarkan dari Bumi, Akatsuki mengirimkan beberapa citra planet kampung halaman yang diambil dari jarak sekitar 250.000 km. Pemotretan ini bukan merupakan kegiatan bersenang-senang, melainkan untuk menguji peralatan yang dibawa Akatsuki.

LIR (Longwave Infra Red)

UVI (Ultra Violet Imager)

IR1

Pada 28 Juni 2010, Akatsuki menyalakan OME (Orbital Maneuvering Engine) pada jarak 14,7 juta km dari Bumi untuk menghasilkan daya dorong sebesar 500 Newton (N)*. Pada saat itu, untuk pertama kalinya Akatsuki berhasil mengoperasikan verifikasi on-orbit atas mesin pendorong keramik yang dibuat dari silikon nitrit (Si3N4) dan belum lama dikembangkan di Jepang.

Mesin pendorong ini merupakan sebuah mesin roket cair yang menggunakan hidrazin dan nitrogen peroksida. Mesin ini terutama digunakan untuk menhasilkan roket pengerem (retrofiring) ketika Akatsuki didorong ke dalam orbit Venus. Selain untuk menyesuaikan dengan orbit Venus, operasi ini juga dilakukan untuk mengevaluasi karakteristik mesin tersebut dalam proses memasuki orbit Venus.





Catatan:
* Newton (N) adalah unit yang menyatakan jumlah daya total yang dibutuhkan untuk mendorong massa sebesar 1 kilogram dengan kecepatan 1 m/detik. Dengan kata lain, satuan ini menunjukkan daya dorong sebuah wahana antariksa. 500 N setara dengan sekitar 50 kg daya gravitasi pada sebuah benda di Bumi.

Sumber: JAXA
Sumber ilustrasi: stp.isas.jaxa.jp/isas.jaxa.jp/jaxa.jp