Selasa, 09 November 2010

Wisata Antariksa: Nyawa dan Bumi Taruhannya

Richard Branson menyatakan Anda bisa berlibur ke luar angkasa. Branson, CEO di Virgin Airlines dan perusahaan baru yang “visioner” bernama Virgin Galactic, meresmikan pembukaan landasan sepanjang 3,2 km di La Cruces, New Mexico. Ia berjanji, landasan itu sudah bisa digunakan setelah 18 depan lagi untuk mengangkut turis luar angkasa ke orbit. Katanya, “Ini adalah permulaan zaman antariksa kedua.”

Terlihat menyenangkan, bukan? Tetapi ada beberapa masalah. Salah satunya adalah masalah teknologi. Teknologi yang ada sekarang belum terbukti mampu membawa turisnout ke luar angkasa. Satu kesalahan kecil saja bisa membunuh turisnout. Bahkan ketika turisnout kembali ke Bumi sebagai puing-puing, ia masih harus membayar $200,000. Masalah lain terkait dengan lingkungan. Jeffrey Kluger dari Times menjelaskannya sebagai berikut.

Kajian terbaru oleh American Geophysical Union (AGU) menyatakan, semua peluncuran roket bisa menambah kerusakan atmosfer. Peluncuran roket memang punya dua konsekuensi lingkungan: bisa kotor atau bersih, tergantung pada bahan bakar yang digunakan. Booster atau roket pendorong utama yang digunakan pesawat ulang-alik adalah campuran karet yang terbuat dari amonium perklorat, aluminum, feroksida, epoksi dan zat pengikat polimer.

Tentu saja dengan campuran semacam itu akan dihasilkan semburan jet, api dan asap yang sangat kotor. Roket bulan Saturn V menggunakan campuran bensin dan oksigen cair dalam tahap pertama, yang menghasilkan asap yang, tentu saja, mencemari udara. Namun, pada tahap kedua dan ketiga, bahan bakar yang digunakan adalah oksigen cair dan hidrogen cair, yang menghasilkan banyak sekali nyala api dan uap.

Roket yang akan digunakan untuk meluncurkan turisnout ke luar angkasa akan menggunakan bahan bakar hidrokarbon, seperti bensin dalam roket Saturn V. Tentu saja bahan bakar ini akan menumbulkan polusi – yang sangat besar.

AGU mengkalkulasi dampak atmosferik roket pariwisata ini dengan mengasumsikan industri wisata antariksa memang meluncurkan 1000 roket setiap tahun hingga 2020. Prediksi ini bukannya tidak masuk akal karena Branson jelas merupakan satu-satunya pengusaha dalam industri ini. Jika tujuan ini tercapai, maka peluncuran roket wisata akan menghasilkan jelaga 10 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh roket pemerintah dan swasta saat ini.

Karena partikel-partikel dalam jelaga tersebut berwarna hitam, maka sifatnya lebih cenderung menyerap, bukan memantulkan panas dan cahaya. Jelaga dari roket menimbulkan bahaya besar karena lebih banyak dihasilkan di atmosfer. Roket adalah satu-satunya sumber polusi buatan manusia yang ada pada ketinggian 22,5 km. Roket pariwisata akan menciptakan lapisan jelaga di stratosfer setinggi 40 km, 3 kali lebih tinggi daripada jalur penerbangan komersial.

Model komputer AGU memperlihatkan, jelaga itu akan merintangi cahaya Matahari. Permukaan Bumi akan menjadi lebih dingin sekitar 0,7 derajat celcius. Tetapi, lapisan ini juga akan memanaskan Antartika dengan suhu 0,7 derajat celcius. Jelaga di atmosfer bisa menggantung selama bertahun-tahun di sana, tidak seperti jelaga dari cerobong pabrik atau pesawat yang akan luruh atau mengendap dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu.

Jelaga bukan satu-satunya masalah. Roket pariwisata akan melepaskan CO2 juga, yang menghasilkan efeknya sendiri yang lebih kecil dan berupa pemanasan. Tingkat ozon di seluruh dunia juga akan terpengaruh.

Tentu saja, polutan-polutan ini tidak harus menjadi kenyataan. AGU mengakui bahwa walaupun industri roket memang berencana meluncurkan roket dengan jadwal dan jumlah sepadat itu (1000 roket), bukan berarti bahwa pencemaran atmosfer itu akan benar-benar terjadi.

Sains tentang roket adaah teknologi yang sangat rumit. Biayanya sangat mahal. Setiap kesalahan akan menimbulkan bahaya yang sangat besar. Tentu saja akan sulit menjual kursi penumpang di dalam sarana transportasi yang punya kemungkinan meledak. Dalam sejarah per-roket-an, selalu ada roket yang meledak. NASA dan badan-badan luar angkasa lain membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menguasai penerbangan antariksa.

Sektor komersial – keserakahan kapital – masuk ke bidang itu dengan mempertaruhkan nyawa penumpang dan planet Bumi.***


Sumber ilustrasi: pacificcoastairmuseum.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar