Kamis, 04 November 2010

Mencari Mikroba di Mars

Dalam sejarah planet kita, diketahui bahwa Bumi saling bertukar bebatuan sebanyak sekitar satu juta ton dengan planet tetangga, Mars. Kini ilmuwan berpikir, apakah mungkin bahwa satu atau sebagian dari bebatuan tersebut mengandung mikroba (atau mikroba-mikroba) mungil yang selamat ketika menempuh perjalanan antarplanet?

Pada 2018 nanti, ilmuwan akan menguji hipotesis tersebut dengan melakukan pencarian DNA di bawah permukaan Mars. DNA tersebut diperkirakan mirip dengan DNA yang ada di Bumi. Proyek tersebut akan didanai oleh NASA dan anggotanya para ilmuwan dari MIT. Namanya agak “meleset” dari nama yang telah dikenal umum dalam pencarian makhluk hidup di luar planet Bumi: SETG  - Search for Extraterrestrial Genome/Pencarian Genom di Luar Bumi.


Tim tersebut merancang sebuah instrumen yang mampu mendeteksi dan mengidentifikasi nucleic acids (asam nukleat), baik yang ada di atas es, gurun, maupun permukaan tanah di Mars. Walaupun materi organik di permukaan Mars kemungkinan besar sudah hancur oleh sinar ultraviolet dan radiasi, namun ilmuwan menduga bahwa DNA yang tersembunyi di bawah permukaan bisa tetap bertahan hingga satu juta tahun.

Akan tetapi ilmuwan kesulitan memperkirakan bagaimana bentuk materi organik tersebut. Dalam proyek SETG, ilmuwan berfokus pada gen-gen spesifik yang di Bumi sudah lazim terdapat pada hampir semua makhluk hidup. Jika ada DNA atau RNA di Mars yang sama dengan di Bumi, maka instrumen baru SETG pasti bisa mendeteksinya.

Dalam dua tahun ke depan, ilmuwan akan menguji teknologi pendeteksi DNA ini di Bumi, tepatnya di lokasi-lokasi seperti Gurun Atacama di Chili dan lembah-lembah di Antartika yang dingin dan kering. Kondisi alam seperti itu mirip dengan kondisi alam di Mars. Instrumen itu sendiri menurut rencana akan diantarkan ke Mars pada 2018 dengan misi bersama NASA-ESA.***


Sumber ilustrasi: physorg.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar